IKLAN

Senin, 19 Agustus 2013

Spoken and Written Language

Book Resume: Spoken and Written Language by M.A.K. Halliday (Saidna Zulfiqar bin Tahir)


BAB I
PERKEMBANGAN BERBICARA
Asal-Usul
Apa yang membedakan bahasa manusia dan cara berkomunikasi makluk yang lain? Sudah banyak percobaan untuk membuktikan bahwa kera dapat berujar atau memperoleh bahasa manusia, meskipun alat-alat ucapnya tidak dibentuk untuk menghasilkan suara bahasa/ujaran.
Analogi Perkembangan
Sebelum bahasa pertamanya, ada ‘bahasa anak’ dan bentuk dan fungsinya hampir sama dengan langkah-langkah evolusioner pada apa yang disebut bahasa sekarang ini.
Gerakan dengan Simbol dan dengan non symbol
Dalam usia 3 atau 4 minggu, bayi telah merespon dengan gerakan badannya, lengan, kaki, dan juga lidah dan bibirnya. Aktivitas secara badaniah ini bukan disebut bahasa. Colwyn Trevarthen (1978, 1979) yang pertama kali meneliti proses ini menyebut gerakan lidah dan bibir bayi sebagai “pra-bicara”. Dia menyiapkan dirinya untuk berbicara, pada 2 ketrampilan dasar. Pertama, dia akan menguasai penggunaan alat-alat, dan kedua berbicara.
Bahasa Anak
Sebelum bayi dapat berbicara dengan bahasa yang lain, dia mulai dengan menciptakan satu bahasa bagi dirinya – oleh dirinya dalam berinteraksi dengan kelompok kecil yang juga belajar bersamanya.
Pada usia 7-8 bulan, dia siap melakukan gerakkan secara simbolik. Akan tetapi dia tidak bisa langsung mulai menggunakan bahasa pertamanya: hal ini tidak hanya dikarenakan dia belum bisa mengatur suara, sekalipun ini juga benar, tetapi sebab yang lebih penting adalah dikarenakan dia belum bisa mengontrol bentuk dan arti dari bahasa tersebut.
Bentuk Bahasa Anak
Fungsi pertama bahasa, berfungsi ‘melakukan’ disebut sebagai fungsi pragmatis. Sedangkan kedua berfungsi ‘berfikir’. Nigel menggunakan kemampuannya untuk menciptakan makna sebagai cara melibatkan dirinya dengan lingkungan, mengungkapkan perhatiannya, sehingga mulai berbicara secara sistematis.
Bentuk bahasa anak menunjukkan dua simbol; keduanya sebagai alat untuk bertindak dan sebagai alat refleksi pragmatik dan mathetik menyimpulkan bahwa bahasa sebagai sumber untuk melakukan sesuatu dan belajar.
Interpretasi Evolusi
Beberapa faktor berperan dalam evolusi bahasa:
1.      Bagaimana anak-anak mengambil /meniru suara yang jelas didengar dan membentuknya dalam simbol protolinguistik
2.      Kita dapat dengan mudah mengenali tiruan lainnya; bunyi suara bebek, kucing atau pesawat
3.      Ada kecenderungan yang sulit dipahami simbol pragmatik anak-anak dalam memadukan bunyi nasal
4.      Beberapa pandangan prosodik paralinguistik berkaitan dengan arti tertentu.
Dari Bentuk Bahasa ke Bahasa
            Perbedaan yang mendasar antara bahasa dan bentuk bahasa. Bahasa memiliki tiga tingkatan yaitu makna yang ditandai dengan kata-kata, dan kemudian direkam dalam suara. Dalam istilah linguistik ketiga tingkatan itu adalah: tingkatan semantik, gramatikal, dan phonologi.
Pada bentuk bahasa atau protobahasa memiliki dua tingkatan yang terdiri dari makna yang langsung ditandai dengan suara atau ekspresi atau gerakan. Namun bentuk bahasa memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat memahami lebih dari satu benda pada saat bersamaan.




BAB II
SISTEM PANULISAN
Gambar dan Simbol Tulisan
Aktivitas menulis dan mengambar merupakan sarana berkomunikasi. Menulis merupakan sarana mempresentasikan visual dalam bentuk tulisan dan mengandung bahasa, tetapi menggambar hanya mempresentasikan simbol sebagai sarana komunikasi.
Bahasa memiliki tiga hal yang utama; makna, kata dan bunyi atau ucapan. Saat ini bunyi dimodifikasi menjadi ekpresi, baik ekspresi dan bentuk bunyi atau ucapan maupun tulisan. Tulisan dapat dibaca dengan keras, sedangkan gambar hanya dapat dikomentari tetapi kita tidak dapat membacanya.
Dari Gambar ke Karakter
Menulis merupakan dua sistem semiotik yang bekerja bersamaan. Aktivitas menulis dimulai ketika sebuah gambar di maknai sebagai bahasa. Gambar mempresentasikan karakter dan karakter inilah yang dijabarkan dengan kata-kata.
Charactery, suku kata, abjad
Alfabet menyerupai suku kata yang simbolnya mewakili bunyi bukan kata, tetapi mereka mewakili unit kecil bunyi bukan suku kata tapi fonem. Pada prinsipnya, satu huruf mewakili satu fonem, dan itu kurang lebih terjadi pada abjad Yunani kuno. 
Tingkat bahasa
Diwakili
Lexico-gramatikal
(susunan kata)
Fonologi
(bunyi)
Unit  linguistik
Tipe simbol
Tipe naskah
Kata ( morfem)
Karakter (Logo)
Charactery
Suku kata
Tanda suku kata
Daftar suku kata
Fonem
 Huruf
 Abjad
Sebagai fenomena umum, sistem penulisan semantik akan menjadi suatu kemustahilan. Sistem semantik bahasa begitu kompleks, dengan begitu banyak dimensi makna yang terlibat sehingga  mereka tidak dapat mengurangi penulisan-untuk alasan yang sama,  sesungguhnya mereka tidak dapat menyatakan dalam sebuah protolanguage.

BAB III
BAHASA TULISAN
Apapun yang diucapkan juga dapat ditulis -bahwa menulis hanya alternatif bentuk ekspresi berbicara.
Awal Penulisan
Fitur-fitur bahasa lisan dikenal sebagai fitur prosodi dan paralinguistik. Fitur prosodi adalah bagian dari sistem linguistik yang sistematis dalam arti, seperti sumber daya lainnya dalam tata bahasa, dan apa yang membedakannya dari sumber-sumber lain (seperti akhiran) yang terdapat dalam berbicara, seperti intonasi.
Fitur paralinguistik juga bervariasi, tetapi tidak sistematis -bukan bagian dari tata bahasa, namun variasi yang diucapkan pembicara menggunakan sinyal impor dari apa yang dia katakan.
Tanda Baca
Fungsi kedua adalah simbol sebagai penanda. Hal ini tidak cukup untuk menunjukkan kalimat telah selesai, tetapi juga penting untuk menunjukkan fungsinya. Ada dua prinsip untuk memilih tanda baca sesuai dengan tata bahasa, dan tanda baca sesuai dengan fonologi. Sebagian besar akan membuat perbedaan: asalkan klausa cocok dengan kelompok nada, kedua akan keluar sama. Meskipun berbeda, dua kemungkinan akan timbul.
Fungsi bahasa tulisan
Menulis berkembang untuk menanggapi kebutuhan yang muncul sebagai akibat dari perubahan budaya. Keadaan tertentu yang menyebabkan perkembangan penulisan adalah peristiwa yang kompleks dimana kelompok manusia berubah dari satu pola kehidupan untuk pola yang lebih permanen.
Variasi dan bahasa tertulis
Selalu ada variasi bahasa dan variasi ini ada dua macam, sosial, dan fungsional. Variasi sosial kita sebut Dialek, dialek adalah berbagai variasi berbicara karena berasal dari, atau telah memilih untuk pindah ke suatu daerah, kelas sosial, kasta, generasi, kelompok usia, group sex, atau lainnya yang relevan pengelompokan dalam masyarakat. Variasi fungsional adalah apa yang kita namakan register.
BAB IV
BAHASA LISAN: FITUR PROSODIC
Berbicara dan Transkripsi
Walaupun kita menggunakan istilah bahasa tulis. Ini tidak berarti bahwa hanya ada satu variant. Tapi ada juga yang disebut modus tertulis yang digunakan secara informal untuk menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan adalah sebuah teks yang biasanya akan ditemukan secara tertulis. Di sisi lain ada juga yang disebut ‘bahasa lisan’ yang orientasinya bukan hanya berbicara (ucapan). Bahasa lisan bisa juga diwujudkan dalam bentuk dialog.
Intonasi dan irama
Menurut Joshua, intonasi adalah gerakan melodis, naik turunnya tekanan suara dan irama adalah lantunan suara/pengaturan suara.
Fungsi tertentu intonasi dan irama adalah berkonstribusi dalam membuat wacana, akan bervariasi dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Umumnya pola dari suku kata, tetapi tidak dengan sendirinya mengungkapkan perbedaan dalam arti. Disisi lain, intonasi berfungsi dalam sistem leksikon-grammatical.
Intonasi Bahasa Inggris: Tonisitas dan Nada
Irama berhubungan erat dengan intonasi, karena merupakan suku kata yang kuat yang membawa beban melodi. Ada beberapa prinsip dasar suku kata itu bisa dikatakan kuat jika:
  1. Kata-kata yang lebih dari satu suku kata memiliki aksen pada suku kata tertentu, suku kata beraksen kuat, yang lain lemah.
  2. Kata-kata dari suku kata adalah dia kuat bila bermakna leksikal tapi dia akan lemah bila berwujud tata bahasa.
  3. Setiap kata dari setiap suku kata, dari kata apapun, bisa menjadi kuat untuk keunggulan khusus atau kontras.
Makna Nada
Naik turunnya suara memiliki makna tertentu. Walaupun nada bahasa menggunakan perbedaan antara tekanan tinggi dan rendah. Dalam menggambarkan makna, sistem intonasi selalu menggunakan tekanan suara yang dinamik.
BAB V
BAHASA TULIS: LEXICAL DENSITY
Kompleksitas bahasa tulisan
            Perbedaan antara bahasa tulisan dan berbicara merupakan salah satu dari DENSITY: kepadatan (density) dengan informasi yang disajikan. Relatif antara satu sama lain, bahasa tertulis lebih padat, sedangkan bahasa lisan tidak. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kepadatan ini adalah, kepadatan itu adalah fenomena yang cukup kompleks, seperti yang kita akan temui jika mencoba untuk mengukurnya dengan cara yang tepat. Dan salah satu kompleksitas sebagai ciri dari bahasa tulisan yaitu Lexical Density.
Lexical Density: kepadatan leksikal
            Perbedaan yang harus diakui saat ini adalah salah satu yang telah disebut: bahwa antara unsur leksikal dan unsur gramatikal. Unsur leksikal sering disebut 'content word'. Secara teknis, content ini adalah ITEM (yaitu konstituen panjang variabel) bukan sekedar kata-kata dalam arti biasa, karena dapat terdiri dari lebih dari satu kata.
Sebagai perkiraan awal untuk mengukur kepadatan lexical, agar dapat tergambarkan perbedaan antara Lexical dan Grammatical items secara sederhana yaitu dengan memproses setiap kata sebagai suatu item yang berhubungan (relevant) dan menghitung rasio item lexical dan grammatical.
Frekuensi
            Kosakata setiap bahasa termasuk sejumlah kata yang frekwensinya sangat tinggi, istilah ini sering digeneralisasi untuk fenomena kelas besar. Sebaliknya, sebuah lexical item lebih rendah frekwensinya dalam sebuah bahasa yang memberikan kontribusi yang sangat besar hubungannya. Hal ini juga merupakan salah satu perbedaan antara lexical item dan kata.
Ukuran lain untuk mengetahui kepadatan leksikal
            Ada satu yang jelas menonjol sebagai unit dimana makna diatur dan dibangun bersama-sama, yaitu KLAUSUL. Klausa adalah unit tata bahasa di mana berbagai jenis konstruksi semantik dibawa bersama-sama dan terintegrasi ke dalam keseluruhan. Pada bentuk 'kalimat' dalam tata bahasa akan kita gunakan KLAUSUL KOMPLEKS, adalah apa yang menjadi sumber kalimat (secara tertulis).
Klausa
Klausa merupakan unit fungsional dengan konstruksi tiga makna: berfungsi bersamaan (1) sebagai representasi fenomena pengalaman, karena ini ditafsirkan oleh anggota budaya, (2) sebagai ekspresi fungsi bicara, melalui kategori suasana hati dijelaskan dalam Bab 4, dan (3) sebagai pembawa pesan, yang diselenggarakan dalam bentuk tema ditambah eksposisi.
Kata benda dan nominality
Pada dasarnya ada dua alasan, keduanya dapat ditemukan dalam tata bahasa Inggris. Salah satunya adalah struktur kelompok nominal, yang lain adalah struktur klausa.
Struktur kelompok nominal
Kelompok nominal terdiri dari induk kalimat yang mungkin mendahului dan/atau diikuti dengan memodifikasi unsur-pra dan post modifier. Selain kata benda yang menjadi induk kalimat, yang mewakili 'Thing' -kelas fenomena yang disebut- juga ada fungsi lain.
Struktur klausa
Selain itu, ada struktur khusus dalam bahasa Inggris yang telah berkembang sebagai sarana kemasan pesan dalam bentuk tematik yang diinginkan. Ini adalah apa yang dalam tata bahasa formal disebut 'Cleft' dan konstruksi 'pseudo-cleft'.
Sebuah bahasa dengan kepadatan leksikal yang tinggi, diukur dalam jumlah (dan beban informasi) item leksikal per klausa, dan kecenderungan yang kuat untuk mengkodekan konten leksikal dalam bentuk nominal: di induk nomina, item-item lainnya (kata benda dan kata sifat) dalam kelompok nominal, dan klausa yang dibendakan. Ini adalah struktur nominal yang memberikan klausul elastisitas yang sangat besar.



BAB VI
BAHASA LISAN: KERUMITAN TATA BAHASA
Kelengkapan leksikal dalam bahasa Lisan
Jika kita membandingkan antara kosa kata satu sama lain, adalah salah satu ciri dari bahasa tertulis ,dan juga bahasa lisan. Dasar dari perbedaan ini adalah, bahasa tertulis merupakan fenomena sebagai produk. Bahasa lisan merupakan fenomena sebagai proses. Dan ini sesuai dengan perbedaan antara menulis dan berbicara.
Klausa Kompleks dalam Bahasa Lisan
Klausa kompleks Bahasa lisan yang dipakai adalah bagaimana tata bahasa menunjukan (1) Itu dan (2) Bagaimana proses terjadi secara berurutan dan kesemuanya terkait satu sama lain.
Beberapa ungkapan panjang dalam berbicara
Klausa kompleks adalah suatu yang sangat susah untuk dicapai. Karna untuk mewujudkannya kempuan tata bahasa sangat diperlukan. Karna hal ini dibentuk dengan kata-kata dan kelompok serta dengan klausa.
Dua Jenis Kompleksitas
Kompleksitas bahasa tertulis yang statis dan padat. dan dari bahasa lisan yang dinamis dan rumit. Kerumitan tata bahasa mempengaruhi kepadatan leksikal. Informasi yang sangat dikemas, kepadatan leksikal cenderung sangat sederhana dalam struktur gramatikal mereka, sepanjang organisasi kalimat (klausa kompleks) yang ada dalam cakupannya. 
Menyalin Teks Lisan
Mengapa itu menjadi tren bahwa bahasa lisan sebagai hal yang terputus-putus dan tidak berbentuk? Tampaknya ada tiga alasan utama untuk kesalah pahaman ini:  Pertama adalah bahwa sistem nilai budaya yang dianut. Kedua adalah bahwa ketika seseorang berbicara menggunakan teks lisan, mereka memulainya dengan keragu-raguan karna takut salah dalam memulai.


BAB VII
BERBICARA, MENULIS, DAN BELAJAR
Perbedaan antara berbicara dan tulisan
Sebagai prinsip umum yang fundamental dan signifikan: semua bahasa memiliki potensi yang sama untuk mengekspresikan makna. Tapi dalam prakteknya setiap bahasa telah berkembang dalam budaya sendiri, dan setiap bahasa sama baiknya disesuaikan untuk melayani kebutuhan (yaitu mengungkapkan makna) budaya di mana ia berada.
Ada analogi dengan berbicara dan tulisan. Kita bisa mengidentifikasi tiga hal di mana kita harus memenuhi syarat generalisasi bahwa bahasa lisan dan bahasa tertulis adalah 'mengatakan hal yang sama':
1.      Bahasa tulis tidak menggabungkan semua arti potensi bicara: ia meninggalkan kontribusi prosodi dan paralinguistik. Ada juga efek timbal balik tertentu: bahasa lisan tidak menunjukkan kalimat dan batas paragraf, atau sinyal pindah ke kutipan langsung. Tapi busur ini berbeda: itu adalah sinyal yang hilang, bukan fitur sendiri.
2.      Bahasa lisan dan tulis dalam praktek digunakan dalam konteks yang berbeda, untuk berbagai tujuan -meskipun jelas tumpang tindih.
3.      Ketiga ada titik yang dibuat dalam bab terakhir, bahwa berbicara dan tulisan memaksakan kisi-kisi yang berbeda pada pengalaman. Ada rasa di mana mereka menciptakan realitas yang berbeda. Menulis menciptakan dunia hal; berbicara menciptakan dunia yang terjadi.
Metafora gramatikal
Ada banyak contoh metafora gramatikal yang banyak dikaitkan dengan berbicara. Beberapa dari mereka mungkin telah meminjam dari menulis di tempat pertama, tetapi tidak selalu begitu-dan beberapa sangat karakteristik pidato. Cross-coding dalam bentuk yang lebih kompleks adalah karakteristik bahasa tertulis, dan merupakan salah satu cara untuk mencapai kepadatan leksikal yang tinggi. Satu hal yang perlu diketahui tentang itu adalah bahwa sulit bagi anak-anak untuk memahami. Kita harus membedakan, dalam hal ini, antara tiga fenomena yang berbeda: generalisasi, abstraksi, dan metafora, karena mereka menguasai pada waktu yang berbeda dalam perkembangan bahasa anak-anak.
1.      Generalisasi: dari spesifik ke umum. Anak-anak tidak memiliki kesulitan dengan ini, setelah mereka masuk ke dalam bahasa ibu, fakta bahwa mereka telah belajar untuk mengetahui bahwa mereka telah mendapat ide dari kelas item.
2.      Abstraksi: dari kongkret ke yang abstrak. Ini datang kemudian, anak-anak mengalami kesulitan dengan istilah abstrak biasanya sampai usia sekitar lima.
Belajar melalui bahasa
Pada saat yang sama guru-guru praktek mereka selalu menunjukkan pengakuan potensi belajar dari bahasa lisan, karena mereka mengharapkan murid mereka untuk mendengarkan mereka. Selain itu mereka telah diberi tempat tertentu pidato dalam kegiatan kelas mereka. Pada bagian ini telah ditentukan oleh pola peran bicara bahwa bahasa lisan set up, lebih cepat dan lebih efektif untuk memeriksa apakah mahasiswa tahu jawabannya dengan mengajukan pertanyaan secara lisan di kelas dibandingkan dengan menetapkan tes tertulis setiap kali.
Dalam bahasa lisan, fenomena tidak ada, mereka terjadi. Mereka terlihat sebagai datang menjadi ada, berubah, bergerak masuk dan keluar dari fokus, dan seperti berinteraksi dalam aliran seterusnya terus menerus.

Meskipun fitur-fitur khusus dari masing-masing varietas jelas berasal di tempat pertama dari media dan fungsi yang dilayaninya, setelah itu telah berkembang menjadi berbagai media independen dan dapat dialihkan ke bentuk lain. Kita semua dapat belajar untuk berbicara dalam bahasa tertulis, dan bahkan (meskipun ini lebih sulit) untuk menyusun percakapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar